Kenapa aku di jalan ini ?
Bersama kenderaan ini ?
Bersama penumpang-penumpang lain ?
Mengikuti Seorang Si Pemandu yang Setia ,
Jalan ini ,
Bukan seperti hamparan karpet merah ,
Bukan seindah yang di bayangkan,
Bagi mereka yang mencari harum bau Islah ,
Panjang perjalanan ini bisa berakhir di Kampung Halaman ,
Kenderaan ini ,
Dahulu kecil ,
Namun tapaknya teguh.
Semakin hari enjinnya semakin kuat mengaum,
Bisa meredah jalan yang berliku ,
Pantas mencilok di kesesakkan waktu,
Tidak mudah mati jika mengharungi limpahan banjir,
Penumpang-Penumpang ini ,
Dahulunya tidak ada masa untuk bersama,
Tidak betah untuk bergurau senda,
Kini kami semakin mengenali ,
Mengenali antara satu sama lain,
Jikalau dulu senyum pembuka bicara,
Kini bisa menitis air mata jika lama tidak bersua muka,
Wahai Si Pemandu yang setia ,
Tiada kata bisa diungkapkan,
Jerit perihmu mengemudi perjalanan ini,
Tiada yang dapat membalasnya ,
Si Pemandu setia terkadang terbaring lesu ,
Si Pemandu setia terkadang merah muka menahan malu,
Si Pemandu yang setia terkadang berkejar-kejaran bersama waktu,
Si Pemandu yang setia terkadang kehabisan wang untuk memenuhi keselesaan para penumpang,
Nanum , Si Pemandu setia tetap mengukir senyum di saban waktu ,
Dalam diam berdoa agar perjalanan ini bisa berahkhir di kampung halaman tercinta .